Oleh: M.Raihan Putera Suherman (Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andalas Padang)
Sosialisasi politik adalah proses oleh pengaruh mana seorang individu bisa mengenali sistem politik yang kemudian menentukan persepsi serta reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Sistem politik dapat saja berupa input politik, output politik, maupun orang-orang yang menjalankan pemerintahan. Sosialisasi politik juga merupakan proses pembelajaran politik agar masyarakat dapat mengembangkan sikap, nilai, keyakinan, pendapatan, dan lain sebagainya.
Proses ini menunjukkan sikap-sikap politik atau tingkah laku politik diperoleh suatu masyarakat. Sosialisasi politik dapat menjadi sarana sebuah generasi untuk membentuk karakter politik dari seorang individu. Sosialisasi politik juga merupakan proses transmisi orientasi politik/budaya politik bangsanya (sistem politik nasionalnya) agar warga negara memiliki kematangan politik (sadar akan hak dan kewajibannya sesuai dengan yang ditentukan dalam sistem politik nasionalnya).
Salah satu sarana sosialisasi politik adalah medsos (media sosial). Di Indonesia saat ini bisa dibilang hampir tidak ada orang yang tidak tahu atau tidak mengerti media sosial, mulai dari yang konvensional seperti TV, koran, dll sampai media sosial berbasis internet, bisa dikatakan saat ini media sosial berbasis internet merupakan media sosial dengan pengguna terbesar.
Menurut laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 213 juta orang per Januari 2023. Jumlah ini setara 77% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 276,4 juta orang pada awal tahun ini.
Jumlah pengguna internet di Tanah Air naik 5,44% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pada Januari 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia baru sebanyak 202 juta orang.
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa pengguna internet naik setiap tahun, karena itulah kenapa media sosial menjadi sarana yang tepat untuk masyarakat mendapat sosialisasi politik. Salah satu contoh peran media sosial dalam sosialisasi politik adalah sebagai media kampanye. Media sosial dipandang sebagai suatu alat untuk berinteraksi yang efektif oleh partai politik dan kandidatnya, termasuk untuk mempromosikan produk atau kampanye mereka.
Bahkan, menjelang Pemilu Legislatif, Partai Politik mulai semangat membuat akun-akun untuk melakukan kampanye terhadap partai dan caleg mereka.
Sebagai pengembangan melek politik masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial. Kehadiran media sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat termasuk mahasiswa sebagai bagian dari kehidupan sosial politik harusnya dapat dimaksimalkan dengan baik.
Namun, adanya berita-berita tidak sesuai fakta dan hal hal negatif lewat media sosial bisa mempengaruhi bagaimana melek politik mahasiswa menjadi tidak maksimal. Salah satu alasan mengapa melek politik menjadi sentral dalam pembangunan kualitas demokrasi suatu bangsa adalah karena dengan melek politik, maka warga negara akan sadar hak dan kewajibannya sebagai anggota resmi suatu negara.
Hal tersebut akan memiliki dampak terhadap timbulnya kesadaran yang otonom dalam partisipasi pembangunan sistem politik dan demokrasi dengan kualitas yang lebih baik. Sebagai sarana untuk meningkatkan partisipasi pemilih, khususnya pemilih pemula. Media sosial yang dijadikan sebagai strategi sosialisasi politik yang relatif baru dan menjadi fenomena hangat hingga kini.
Media sosial sebagai sarana sosialisasi politik memiliki peran untuk membawa penggunanya berpartisipasi secara aktif dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, baik untuk membagi informasi maupun memberi respon secara online dalam waktu yang tepat.
Dan juga menurut pendapat saya pribadi, sebagai salah seorang anak muda yang lahir di zaman yang serba internet saat ini, saya lebih tertarik melihat berita tentang politik di handphone dibandingkan harus pergi ke tempat- tempat seminar tentang politik yang seringkali membosankan untuk anak-anak muda seperti saya. Saya lebih senang mendengarkan podcast di youtube, melihat postingan instagram, atau scroll tiktok mengenai politik. Karena di media tersebut mereka menyampaikan sosialisasi politik dengan pembawaan yang lebih menarik dan tidak membosankan. (*)