Malalo, Jurnal Minang. Masyarakat Tigo Jurai Salingka Danau Singkarak Kecamatan Batipuh Selatan menolak dilaksanakannya kegiatan PLTS terapung di Danau Singkarak karena dikhawatirkan mata pencaharian masyarakat nelayan pencari ikan bilih yang merupakan sumber penghidupan masyarakat akan punah.
Hal tersebut disampaikan Ketua KAN Padang Laweh Malalo, Buchari Dt.Lelo Marajo, Selasa 24/12-2024 di gedung serbaguna SMPN Malalo yang dihadiri ratusan masyarakat Malalo Tigo Jurai, Wali Nagari, BPRN anggota DPRD Tanah Datar Djamal Ismail dari Padang Laweh Malalo.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pengambilan keputusan penolakan terhadap proyek Listrik Tenaga Surya. Masyarakat Malalo Tigo Jurai menolak proyek PLTS Terapung.
Perwakilan Pucuk Jurai ustad Suhasmi mengatakan terkait adanya proyek PSN di Malalo, dalam hal ini mesti ada solusi bagi masyarakat Tigo Jurai jangan sampai menimbulkan bencana bagi masyarakat Malalo.
Tokoh masyarakat Malalo yang pernah kuliah di ITB Fahrul Rozi melalui vidio call mengatakan proyek PLTS jika direalisasikan nantinya akan merugikan masyarakat akan memperkeruh air danau akibat tumpahan bahan kimia, kemudian merugikan nelayan karena jarak tempuh yang panjang, karena di pinggiran danau akan terpasang panel Surya.
Kemudian belum ada peraturan bahwa danau dijadikan PLTS. Sesuai dengan penyusunan dokumen AMDAL kegiatan PLTS mestinya dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang terkena dampak lansung.
Anggota DPR RI fraksi Partai Nasdem M.Shadiq Pasadigoe minta masyarakat Salingka Danau Singkarak Malalo jika kegiatan PLTS akan merugikan masyarakat, masyarakat mesti bersatu padu untuk menolak kegiatan PLTS.
Ninik Mamak Malalo Tigo Jurai M.Dt.Rajo Malano yang juga pucuk Jurai Guguak Malalo minta masyarakat mesti kompak menyuarakan tidak ada masyarakat yang menjual tanahnya dan menyewakan tanah untuk kegiatan PLTS, ujarnya.
Pada pertemuan sebelumnya di aula kantor Camat Batipuh Selatan warga Salingka Danau Singkarak Malalo menolak adanya PLTS, memang benar PLTS bagus namun jangan dibangun di danau Singkarak, karena khawatir ikan bilih akan punah, tidak dapat dinikmati anak cucu kami masa mendatang. (Kasdi Ray/red.Jm)