Tanah Datar, JurnalMinang.Com. “Kisruh” di internal partai Gerindra Tanah Datar pasca mundurnya Edi Arman sepertinya ikut berdampak kepada DPC partai Gerindra kota Padang Panjang. Ketika dikonfirmasi oleh JurnalMinang kepada ketua DPC Gerindra Padang Panjang Rafdi M Syarif, beliau menjawab tunggu saja besok, Senin 14 September 2020. “Saya akan menulis surat langsung kepada ketua DPP Gerindra bapak Prabowo Subianto dan akan saya tembuskan kepada ketua DPD Gerindra provinsi Sumatera Barat” jelas Rafdi M Syarif yang merupakan salah seorang putra terbaik Pabasko.
Melihat rekam jejak serta perjuangan Rafdi M Syarif, beliau pernah menjadi calon walikota Padang Panjang namun belum beruntung. Tapi dia tidak pernah patah semangat dan bahkan beberapa bulan belakangan ikut mendaftar untuk menjadi balon Bupati Tanah Datar. Meskipun seorang ketua DPC dan kader partai Gerindra dia tetap ikut prosedur serta mekanisme yang sudah ditetapkan.
Tapi yang namanya kebijakan politik belum juga berpihak kepada kader terbaiknya seperti Edi Arman dan Rafdi M Syarif karena DPP Gerindra merekomendasikan Richi Aprian untuk menjadi balonwabup Tanah Datar berpasangan dengan Eka Putra dari partai Demokrat.
Ketika didesak alasan pengunduran dirinya ini Rafdi M Syarif menjelaskan karena alasan kesibukan pekerjaan yang sedang dia tekuni. “Apalagi di tengah situasi covid-19 ini saya khawatir tidak bisa berbuat banyak untuk partai dan tidak bisa menjalankan tugas dengan baik” tambah Rafdi.
Apakah pengunduran diri Rafdi M Syarif terkait dengan kondisi internal Gerindra pada detik detik terakhir menjelang pendaftaran ke KPU? “Hanya waktu yang bisa menjawabnya nanti.” Jawabnya diplomatis. Namun sebelum menutup pembicaraan dengan JurnalMinang beliau memberikan alasan dalam bahasa Minang yang penuh makna, terkait pengunduran dirinya apakah karena kecewa dengan proses di internal Gerindra, “Yo kiro kiro bantuak itulah nan ditulis di surek” jawabnya.
Apakah akan ada lagi ketua DPC dan PAC Gerindra akan mundur karena tidak menerima “kenyataan politik” yang berbeda antara harapan “arus bawah” dengan kebijakan DPD dan DPP? Tentu waktu yang akan menjawabnya. (Red.JM).