Mindanao, Filipina, Jurnal Minang. Salah satu dosen UIN Mahmud Yunus Batusangkar Cut Afrina, S. IP. M. IP, melakukan pengabdian kolaborasi Internasional bersama Lima perguruan tinggi Indonesia di Mindanao State University, Filipina.
Cut Ina sapaan akrabnya, bergabung dengan dosen lainnya yakni dari Universitas Islam Negeri (UIN) Palangkaraya, Universitas Alma Ata, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Program pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada pendampingan anti-bullying di masyarakat multikultural. Program ini mengusung pendekatan moderasi beragama untuk menciptakan harmoni sosial di wilayah Mindanao yang dikenal dengan keberagaman budaya dan agamanya. (18-20/11/24)
Dengan tema “Pendampingan Anti-Bullying untuk Masyarakat Multikultural: Pendekatan Moderasi Beragama”, kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi bullying berbasis agama dan identitas, sekaligus mempromosikan nilai-nilai toleransi dan dialog lintas agama.
Mindanao adalah kawasan dengan pluralitas agama yang tinggi, termasuk komunitas Muslim, Kristen, dan adat lokal. Keberagaman ini menjadi kekayaan budaya, tetapi juga menghadirkan tantangan berupa potensi konflik sosial dan diskriminasi. Pendekatan moderasi beragama yang ditekankan dalam program ini menjadi solusi strategis untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan damai.
Cut Afrina sebagai seorang dosen di UIN mahmud Yunus Batusangkar dan sedang melanjutkan Program Doktor menjelaskan, “Moderasi beragama bukan hanya solusi akademis, tetapi juga pendekatan praktis untuk menciptakan kedamaian di masyarakat yang beragam seperti Mindanao. Kami berharap program ini memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Filipina.”
Kegiatan yang dilaksanakan meliputi pelatihan anti-bullying, lokakarya untuk guru dan siswa/I di sekolah MSU-TCTO INTEGRATED LABORATORY SCHOOL HIGH SCHOOL DEPARTMENT, serta pendampingan psikososial untuk korban bullying. Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terlibat juga berpartisipasi aktif sebagai fasilitator dan pelatih, memberikan pengalaman langsung dalam penerapan moderasi beragama di lapangan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model pengabdian kepada masyarakat berbasis pendekatan literasi nilai-nilai moderasi beragama yang dapat diterapkan di berbagai wilayah multikultural lainnya. Selain itu, program ini juga memperkuat semangat kerja sama internasional dan menjadi bukti nyata kontribusi pendidikan tinggi dalam mendukung perdamaian global.
“ucap wanita asal Aceh ini.
“Dengan sinergi antar perguruan tinggi dan pendekatan yang terarah, kami optimis program ini mampu memberikan dampak positif dan membangun masyarakat yang lebih toleran, adil, dan harmonis,” ujarnya.
Perwakilan Mindanao State University mengatakan, Program ini tidak hanya mencerminkan komitmen pendidikan tinggi dalam mendukung pembangunan masyarakat, tetapi juga mempertegas posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam promosi moderasi beragama di tingkat internasional. (Doni/Red.Jm)