Bentuk Protes Tenaga Medis Buntut Pemerkosaan Dokter Magang di India

Opini Oleh: Mitiara Dinanti (Mahasiswa Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas Padang)

Pelecehan serta kekerasan seksual masih menjadi momok yang tidak pernah luput dari pemberitaan media. Setiap harinya terdapat banyak sekali kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang menimpa wanita di luaran sana.

Di Indonesia sendiri, kasus pelecehan seksual yang terjadi tercatat oleh Komnas Perempuan sebesar 2.081 atau sekitar 24,69%. Hal ini merupakan angka yang cukup besar sehingga diperlukannya perhatian yang lebih lanjut untuk dapat mengatasi serta mengantisipasi kasus pelecehan seksual ini. Pelecehan seksual sendiri dapat terjadi dimana saja dan menimpa siapa saja.

Bentuk dari pelecehan seksual sendiri dapat sangat beragam. Dimana pelaku dapat melakukan aksi serta tindakannya secara verbal, fisik hingga lewat jejaring sosial. Tentu saja dengan tindakan para pelaku yang sangat tidak senonoh ini dapat menimbulkan dampak bagi para korbannya.

Para korban dari tindak pelecehan serta kekerasan seksual ini dapat mengalami trauma hebat serta yang paling parah dapat kehilangan nyawa.
Seperti yang kita ketahui, dampak dari pelecehan serta kekerasan seksual ini dapat berdampak dengan penghilangan nyawa seseorang. Para pelaku yang tidak pandang usia melakukan aksi bejat nya hanya demi kesenangan pribadi saja.

Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi di India, tepatnya di kota Kolkata. Dimana dalam kasus pemerkosaan ini memakan korban seorang Wanita berusia 31 tahun yang berprofesi sebagai seorang dokter muda di rumah sakit milik pemerintah di Kota Kolkata. Wanita tersebut harus berakhir cukup tragis karena mendapat perilaku yang tidak senonoh dari beberapa orang yang diduga sebagai pelaku.

Para pelaku secara tidak langsung menghabisi nyawa dokter muda itu dengan berbagai tindakan-tindakan yang kasar dan tidak senonoh terhadap sang korban. Dampak dari kasus kematian akibat pemerkosaan yang dinilai sangat bejat ini menimbulkan gerakan sosial yang terjadi pada masyarakat kota Kolkata, India.

Baca Juga :  Memperkuat Identitas Cadiak Pandai di Minangkabau

Dari berbagai lapisan masyarakat sipil, aktivis hingga para dokter turun kejalanan demi menuntut keadilan bagi korban dan keluarga yang ditinggalkan. Para dokter dari kota tersebut melakukan aksi mogok kerja dan tugas selama beberapa minggu sebagai bentuk unjuk rasa dan menuntut keadilan bagi korban. Aksi dari para dokter ini mendapat dukungan dari masyarakat sipil serta para aktivis, dimana mereka secara bersama turut ikut menyuarakan keadilan dan menuntut pemerintah untuk dapat meningkatkan keamanan tidak hanya di rumah sakit saja, tetapi di berbagai tempat umum yang ada agar hal- hal semacam ini tidak lagi terjadi.

Lebih dari sejuta tenaga medis di India ikut dalam aksi mogok kerja ini dengan harapan pemerintah dapat menanngani kasus yang menimpa rekan mereka dengan cepat dan menjatuhi hukuman yang setimpal bagi para pelaku yang terlibat dalam kasus ini.

Dengan adanya kasus permekosaan secara masal seperti ini yang berujung kepada kematian memberikan bukti nyata kepada kita semua bahwa masalah kekerasan dan pelecehan seksual seperti ini belum sepenuhnya dapat teratasi oleh pemerintah. Dimana dibutuhkan kerja sama yang baik dari pemerintah dan masyarakat agar dapat sama-sama menanggulangi masalah pelecehan dan kekerasan seksual agar tidak lagi memakan korban lebih banyak. (*)

Sumber gambar/foto: CNN Indonesia. Diakses dari google free access