Batusangkar, jurnalminang.com. sebuah Organisasi Masyarakat (ormas) yang cukup lantang meneriakkan isu-isu publik di Tanah Datar adalah Aliansi Masyarakat Peduli Tanah Datar (AMPTD). Ormas ini beranggotakan beragam unsur mulai dari politisi, pemangku adat, anggota DPRD, akademisi, pengusaha dan anggota masyarakat lainnya. Ideologi perjuangan AMPTD adalah untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan pembangunan kab. Tanah Datar khususnya.
Awalnya ormas ini merupakan ajang diskusi di “pinggir jalan” dan pernah disebut “Meja Kosong” dekat lampu merah di depan Bank Nagari Syariah Batusangkar. Karena mulianya tujuan yang diusung maka berbagai pihak yang peduli dengan masyarakat ikut bergabung tanpa diundang. Setiap pagi lapak AMPTD penuh oleh berbagai person yang memiliki ide untuk kemajuan Tanah Datar. Hampir setiap kebijakan pemerintah daerah Tanah Datar yang menyangkut hajat hidup orang banyak seelalu dikritisi dengan dasar akal sehat.
Berbagai praktisi ikut andil memberikan kontribusi sehingga AMPTD semakin diperhitungkan. Lihatlah misalnya dari kalangan politik, Ari Prima Hidayat yang merupakan Ketua Partai Berkarya di Tanah Datar. Ada juga Optimal Ketua Partai PSI, Novitra Kemala dari Gerindra, Intan Gagah dari Hanura,Nurhamdi Zahari dari Demokrat, Riadi yang yang juga mantan aktivis, Dr.M.Haviz dan Dr (cand) Irwan Malin Basa akademisi dari IAIN Batusangkar. Mereka menyatukan pemikiran untuk Tanah Datar kedepan. Kepentingan kelompok apalagi kepentingan pribadi harus dikesampingkan demi tercapainya tujuan organisasi.
Dalam hiruk pikuk pendistribusian beras bantuan untuk masyarakat yang terdampak covid-19 ini berbagai pendapat dari AMPTD bermunculan; mulai dari data penerima, kualitas beras, mekanisme pendistribusian serta langkah evaluasi kedepan dibincangkan bersama sesuai dengan data dan fakta. Semuanya dibincangkan dan disampaikan ke publik melalui medsos dan ada yang melalui surat kepada instansi terkait. “Ini pertanda demokrasi mulai hidup. Partisipasi masyarakat dalam bernegara mulai meningkat karena mereka sudah peduli dengan Pemerintahan” ujar Dr. (Can) Irwan Malin Basa, M.Pd yang dimintai pendapat oleh media ini.
Seiring dengan perkembangan waktu diharapkan AMPTD semakin dewasa dalam berdiskusi dan menyatakan pendapat. Jangan sampai ada informasi hoaks, perasaan subjektif serta emosional terhadap pribadi tertentu. Bicaralah berdasar data dan fakta serta keilmuan masing masing. Beberapa pejabat dan tokoh masyarakat yang dimintai pendapat tentang “eksistensi dan suara lantang” AMPTD ini menyatakan bahwa mereka setuju dan mendukung perjuangan untuk masyarakat serta kabupaten Tanah Datar ini. (ADM).