News  

Mahasiswa IPII IAIN Batusangkar Gelar Diskusi Ilmiah

Tanah Datar, Jurnalminang.com. News&Web TV. Komunitas Remaja Energik Dan Aktif Angkatan 2020 mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII) mengadakan Disuksi Ilmiah Nasional “MaOta (Mangobrol Online dengan kiTa)” yang dilaksanakan di Kampus II Fakultas Ushulludin Adab Dan Dakwah IAIN Batusangkar pada tanggal 24 desember 2021 lalu.

Istilah ‘MaOta’ ini sendiri dicetuskan oleh panitia kegiatan yang merupakan Bahasa Minang yang artinya mengobrol. Hal ini bertujuan untuk masyarakat untuk mengikuti diskusi online ini dan menjadi penciri khas bagi diskusi ilmiah yang diselenggarakan oleh Mahasiswa IPII yang berasal dari ranah Minang.

Diskusi Ilmiah Nasional MaOta (Mangobrol Online dengan kiTa) ini dilaksanakan melalui Video Conference (Zoom Meeting) dengan pemateri yang luar biasa di bidang Ilmu Perpustakaan. Tema diskusi ”Mewujudkan Pendidikan Inklusi dan Perpustakaan Ramah Difabel”, dengan harapan menambah wawasan mahasiswa dan peserta terkait dengan pendidikan inklusi kaitannya dengan perpustakaan yang hadir pada kegiatan tersebut” ucap Sri Wahyuni, M. IP selaku penanggungjawab kegiatan dan Dosen pada Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam IAIN Batusangkar.

Senada yang disampaikan oleh Sri, “Di era digital saat ini banyak masyarakat yang sangat membutuhkan informasi, bahkan penyandang disabilitas juga memiliki kesetaraan yang sama dalam memperoleh informasi. Perpustakaan yang umumnya sebagai tempat memperoleh informasi harus mampu melayani berbagai macam pemustaka, mulai dari umur, gender, ras, suku, agama, dan lain lain.

Pelayanan merupakan ujung tombak perpustakaan, jika pelayanan yang diberikan baik maka pemustaka akan senang dan merasa puas saat mengunjungi perpustakaan tersebut begitu juga sebaliknya. Pustakawan haruslah memberikan pelayanan optimal bagi pemustakannya terkhusus pemustaka disabilitas”.
Seperti yang dijelaskan di atas, Tim Kreatif-20 (Komunitas remaja energik dan aktif) mengadakan Diskusi Ilmiah Nasional atau diskusi ilmiah online dengan tujuan Menambah wawasan mengenai pendidikan inklusi serta mewujudkan perpustakaan yang ramah difabel.

Baca Juga :  Pelaku Dugaan Penyalahgunaan Narkoba Diamankan Oleh Tim TarantulaPolres Tanah Datar

Pada Diskusi Ilmiah Nasional tersebut Tim Kreatif-20 menghadirkan narasumber yang sangat luar biasa memotivasi yaitu: Zikrayanti, M.LIS, Ph. D (Cand) dari Internasional Islamic University Malaysia serta narasumber pada sesi selanjutnya oleh T. Mulkan Safri, M. IP. dosen Ilmu Perpustakaan pada Universitas Islam Negri Ar- Raniry Aceh.

Kegiatan diskusi ilmiah online ini diikuti oleh 115 orang peserta yang hadir dari awal sampai akhir. Diskusi Ilmiah Nasional ini diawali dengan Acara Pembukaan oleh panitia Tim Kreatif-20, dan kegiatan ini juga dbuka langsung Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan Dan Informasi Islam Ummul Huda, M,Pd. Beliau mengapresiasi diadakan kegiatan ini dan perdana dilakukan pada prodi pasca pandemic dan ini merupakan terobosan baik bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu perpustakaan.

Diskusi Ilmiah Nasional ini dimoderatori oleh Sri Wahyuni, M. IP. selaku pembimbing Diskusi Ilmiah Nasional MaOta (Mangobrol online dengan kita), narasumber pertama pada kegiatan Diskusi Ilmiah Nasional ini yaitu T. Mulkan Safri, M. Ip seorang pegiat isu disabilitas dan dosen UIN Ar-Raniry Aceh. Pada kesempatan ini T. Mulkan Safri, M. Ip mengangkat isu tentang “Mengakhiri Diskriminasi Dan Memenuhi Hak Pendidikan Inklusi Bagi Difabel”. Tema yang diangkat pada kegiatan Diskusi Ilmiah Nasional ini sangat menarik sekaligus menantang, karena berdasarkan pengalaman saya memberikan rumah aman inklusi kepada masyarakat suatu hal yang sangat berat, karena diskriminasi di negara kita masih sangat subur. Dan menurut saya isu yang akan saya sampaikan nanti sangat penting karena, tidak akan berjalan sebuah pendidikan inklusi dan perpustakaan ramah difabel jika masyarakat di negara ini masih berlaku diskriminasi. Yang harus kita lakukan terlebih dahulu adalah mengakhiri diskriminasi” jelas T. Mulkan Safri, M. IP.

Baca Juga :  KPUD Tanah Datar Adakan Sosialisasi Pemilu di Cubadak, Limakaum

Ada beberapa penjelasan yang dijelaskan T. Mulkan Safri, M. IP. di Diskusi Ilmiah Nasional ini, yaitu diskriminasi pada difabel yang sudah berjalan dari abad pertengahan. Salah satu orang yang peduli terhadap difabel pada saat itu ialah Charles Michel seorang pelopor pendidikan bagi tunarungu yang berhasil mengurangi isu diskriminasi. Pada masa kemerdekaan disabilitas dikenal dengan sebutan cacat, seiring berjalannya waktu, berubah menjadi difabel (berbeda kemampuan) dan disability (kehilangan kemampuan). Namun, walaupun begitu kata tersebut masih mengarah ke diskriminasi. untuk itu kita harus mengakhiri diskriminasi untuk mewujudkan pendidikan inklusi, dan pelayanan ramah difabel. Difabel bukan hanya faktor dari lahir namun difabel juga bisa terjadi karena usia, serta musibah atau kecelakaan. Ada beberapa kelompok difabel yang ingin mandiri melakukan kegiatannya sendiri, oleh karena itu kita tidak boleh memandang sebelah mata seorang difabel atau menganggap mereka tidak bisa melakukan sesuatu, selain itu kita juga tidak boleh menatap mereka dengan waktu lama dan jangan beranggapan bahwa mereka berbeda dengan manusia normal lainnya karena setiap orang baik difabel memiliki kemampuan sendiri.

Selanjutnya narasumber kedua Diskusi Ilmiah Nasional MaOta (Mangobrol online dengan kita) yaitu Zikrayanti, M. LIS. Ph. D (cand) dari Internasional Islamic University Malaysia. Tema yang disampaikan oleh Zikrayanti yaitu mengenai “Acces To Libraries For Persons With Disabilities Checklist: IFLA Guidelines”. Zikrayanti menyampaikan bahwa IFLA (International Federation Of Library Association) merupakan induk organisasi perpustakaan dunia yang banyak mengeluarkan aturan baku mengenai peningkatan dan kemajuan perpustakaan, salah satu nya disabilitas. Akses bagi penyandang disabilitas belum sebagian tersedia, perpustakaan harus memberikan kesempatan yang sama untuk difabel dan juga hendaknya disediakan fasilitas khusus difabel sehingga membuat mereka merasa diterima di perpustakaan.

Baca Juga :  Wabup Richi Aprian Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Mendagri

“Harapan dari Tim Kreatif-20 melalui kegiatan Diskusi Ilmiah Nasional MaOta (mangobrol online dengan kita) ini, mahasiswa jurusan IPII serta peserta yang hadir pada saat Diskusi Ilmiah Nasional berlangsung diharapkan dapat menambah wawasan serta meningkatkan inovasi, kreatifitasnya dalam pendidikan inklusi dan perpustakaan ramah difabel sehingga isu diskriminasi difabel dapat berkurang untuk mewujudkan pendidikan inklusi dan fasilitas untuk difabel disediakan di perpustakaan serta pelayanan yang diberikan juga baik agar penyandang disabilitas merasa bahwa mereka diterima di perpustakaan tersebut,” ungkap Haniva Nur Arifin selaku Ketua Panitia. (Red/JM).