Reportase Yang Tertunda (Bagian 3)

Oleh: Sts.Dt.Rajo lndo, SH, MH (Wartawan Senior)

Berbagai cara untuk memperoleh peng hasilan. Ada dengan cara yang halal bagi orang yang beragama, ada yang disebut dengan H 3 (halal haram hantam terus). Seberapa lamakah nikmat dan tahannya rupiah yang tidak halal itu.

Sebenarnya Alloh setiap melahirkan makhluknya selalu menyediakannya rezeki. Di dalam adat Minangkabaupun sudah di katakan, “ada paho ada kaki, ada usaho ada rasaki”. Hal itu hakikatnya setiap makhluk tidak perlu ragu akan rezeki dari Alloh.

Bahwa Alloh itu tidak pernah dusta akan janjinya. Baik janji yang besar apalagi yang kecil. Kesemuanya akan ditepati Alloh Yang Maha Kuasa.
Kekuasan Alloh itu tidak ada yang perlu diragukan dan tidak perlu dikhawatirkan. Ulat dalam buah-buahan makan juga. Bayang kan semut dalam batu makan juga.

Sekalipun begitu kenyataannya masih ada yang lupa terutama atas bisikan-bisikan yang jauh dari adat dan agama. Hingga melakukan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma adat dan agama.
Antara lain dalam mempromosikan seseorang untuk menjadi ketua suatu organisasi bagaikan mambalah batuang.

Maksudnya, Nan sabalah diangkek dan nan sabalah diinjak. Dipijakan dengan kampanye hitam. Kampanye hitam itu dengan menjelek-jelekan seseorang padahal yang jelek-jelekan itu selana ini belum pernah berbuat jelek ke organisasi tersebut.
Sementara rupiah yang diperoleh dari hasil kampanye hitam itu belum tentu seimbang dengan resikonya (dampak negatif nya).

Resiko yang pertama dari kampanye hitam itu telah merusak hubungan baik dengan orang yang dikatakan jelek itu. Jika yang disampaikan dalam kampanye hitam itu ada kebenaranya, itu membuka a’ib. Membuka ai’b orang adalah perbuatan yang dilarang oleh adat dan agama, kecuali bagi orang yang tidak beradat dan tidak beragama.
Bila yang disampaikan dalam kampanye hitam itu tidak benar, konsekwensi dosa. Dibandingkan dosa dengan nilai rupiah yang diterima dari kampanye hitam itu belum tentu akan seimbang.

Baca Juga :  Pemkab Tanah Datar Hasilkan Rp.66.270.900 dari Lelang Kendaraan Bekas

Sementara dalam hidup ini membutuhkan keseimbangan.
Sebab jika hidup tidak seimbang ibarat kapal akan membuat terjadinya keolengan. Setiap yang tidak stabil selalu mengundang kehancuran setidak-tidaknya kehancuran moral. Begitu dalam hidup dan kehidupan ini.

Selama ini di PWI Kab.Tanah Datar Luhak nan Tuo dalam menganjungkan seseorang untuk menjadi ketua, sipenganjung memberikan informasi, petunjuk dan nasehat untuk memperoleh jabatan. Apalagi orang yang intelektual tidak ada yang menjelek-jelekan orang, kecuali menunjukan kepiawaiannya. Informasi yang diberikan itu penilaiannya tergantung pada yang bersangkutan.

Akan tetapi, inilah autokritik yang dapat disampaikan selaku pendiri PWI Tanah Datar dan tokoh pers. Namun pada masa mendatang ada waktu dan kesempatan disambung lagi. Semoga dari hal tersebut dapat agak setitik embun diambil faedah nya. (*)