Pentingnya Pembelajaran BAM di Bangku Sekolah: Menjaga Identitas dan Keseimbangan Lingkungan

Oleh: Sowatul Islah
(Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)

Indonesia, dengan keberagaman budayanya, memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Salah satu daerah yang kaya akan warisan budaya dan alamnya adalah Minangkabau di Provinsi Sumatra Barat. Namun pembelajaran Budaya Alam Minangkabau (BAM) belum dilakukan di seluruh sekolah.

Pembelajaran BAM di bangku sekolah menjadi sangat penting tidak hanya untuk memahami sejarah dan identitas lokal tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan dan keberlanjutan. Pembelajaran BAM di sekolah memainkan peran utama dalam menjaga dan mewariskan identitas lokal.

Anak-anak yang mengenal dan memahami akar budaya mereka akan lebih mampu menghargai dan melestarikan warisan nenek moyang. Bahasa, adat istiadat, seni, dan nilai-nilai kearifan lokal menjadi landasan penting bagi perkembangan pribadi yang kokoh dan pemahaman yang lebih dalam tentang identitas kultural.

Budaya Minangkabau kaya akan nilai-nilai kearifan yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran di sekolah. Konsep gotong royong, musyawarah untuk mufakat, dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan adalah sebagian kecil dari nilai-nilai yang dapat diajarkan dari budaya Minangkabau.

Pembelajaran ini tidak hanya melibatkan siswa dalam aspek akademis tetapi juga mengajarkan mereka cara hidup yang harmonis dan berdampingan dengan alam dan masyarakat sekitar. Pembelajaran budaya alam Minangkabau juga berfokus pada penghormatan terhadap alam. Daerah ini dianugerahi keindahan alam yang luar biasa, termasuk perbukitan, lembah, dan sungai yang mengalir subur.

Memahami hubungan antara manusia dan alam, serta dampak kegiatan manusia terhadap ekosistem, adalah bagian penting dari pendidikan anak-anak. Dengan begitu, diharapkan akan tumbuh generasi yang peduli terhadap lingkungan dan bertanggung jawab dalam menjaga keseimbangan ekologi.

Baca Juga :  TP PKK Tanah Datar Jalin Kerjasama dengan UIN Batusangkar dalam Penanganan Trauma Pasca Bencana

Budaya Minangkabau juga dikenal melalui seni tradisionalnya, seperti tari Piring, Randai, dan Silek. Mengintegrasikan seni-seni tradisional ini ke dalam kurikulum sekolah dapat meningkatkan kreativitas siswa dan membuka wawasan mereka terhadap keragaman seni budaya Indonesia. Pembelajaran seni tradisional juga dapat menjadi media untuk memperkenalkan nilai-nilai kedisiplinan, kerjasama, dan dedikasi dalam mencapai prestasi.

Budaya Minangkabau juga sangat erat kaitannya dengan pertanian. Melalui pembelajaran tentang metode pertanian tradisional yang berkelanjutan, siswa dapat belajar tentang pentingnya menjaga kesuburan tanah, penggunaan sumber daya secara bijaksana, dan praktik pertanian yang ramah lingkungan. Pengetahuan ini memberikan landasan untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan dan menjaga ketahanan pangan.

Pembelajaran BAM di sekolah tidak hanya mengenalkan pengetahuan konseptual tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian anak-anak. Nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, dan rasa tanggung jawab dapat ditanamkan melalui cerita-cerita atau filosofi yang berasal dari budaya Minangkabau. Hal ini menjadi pondasi kuat bagi perkembangan pribadi yang beretika dan berintegritas.

Pentingnya pembelajaran BAM tidak hanya terletak pada peningkatan pengetahuan siswa, tetapi juga pada persiapan mereka sebagai pemimpin masa depan. Generasi yang memahami budaya dan alamnya akan lebih cenderung menjadi pemimpin yang berpihak pada keberlanjutan dan dapat mengambil keputusan yang bijaksana dalam pengelolaan sumber daya alam.

Pembelajaran BAM di sekolah juga membekali siswa dengan pemahaman yang mendalam tentang keberagaman dan kompleksitas dunia. Hal ini menjadi kunci untuk mengatasi tantangan global, karena siswa akan lebih mampu beradaptasi dan berkontribusi dalam skala yang lebih luas dengan memanfaatkan kearifan lokal mereka.

Pembelajaran BAM di bangku sekolah bukan hanya tentang melestarikan warisan leluhur, tetapi juga memberdayakan generasi muda dengan pengetahuan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan. Melalui integrasi budaya, lingkungan, dan pendidikan, dapat diciptakan lingkungan pembelajaran yang berdaya dorong, memberikan kontribusi positif pada pembangunan karakter dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. (*)